Pada Kamis (16/1), Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang bertujuan menghentikan konflik di Gaza, Palestina. Dalam pernyataannya yang dikutip dari Reuters, Biden menyebutkan bahwa perjanjian ini menjadi langkah penting untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Palestina, menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka, dan membuka harapan baru bagi stabilitas kawasan.
Berikut adalah poin-poin utama dari kesepakatan tersebut:
1. Pertukaran Sandera dan Tahanan
- Hamas akan membebaskan sandera Israel secara bertahap, dimulai dengan 33 sandera, termasuk tiga perempuan sipil Israel pada hari pertama dan ketujuh gencatan senjata.
- Selama minggu keenam, Hamas akan membebaskan seluruh tahanan Israel yang tersisa dari tahap ini.
- Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel sesuai daftar yang diajukan oleh Hamas.
2. Penghentian Permanen Permusuhan Militer
Pada tahap kedua kesepakatan, Israel dan Hamas sepakat menghentikan secara permanen semua operasi militer dan permusuhan.
3. Pembebasan Tahanan Laki-Laki Israel yang Masih Hidup
Tahap selanjutnya mencakup pembebasan tahanan laki-laki Israel yang masih hidup, dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina dari pusat-pusat penahanan Israel.
4. Penarikan Pasukan Israel dari Gaza
Pada tahap ketiga, Israel berkomitmen untuk menarik pasukan sepenuhnya dari Jalur Gaza.
5. Pertukaran Jenazah dan Sisa Jenazah
Israel dan Hamas juga sepakat untuk melakukan pertukaran seluruh jenazah dan sisa jenazah sebagai bagian dari tahap akhir perjanjian.
6. Rencana Rekonstruksi Gaza
Kesepakatan mencakup rencana rekonstruksi Jalur Gaza dalam rentang waktu tiga hingga lima tahun, yang diharapkan dapat memulihkan kehidupan masyarakat setelah konflik yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
Upaya Diplomasi yang Panjang
Kesepakatan ini tercapai setelah berbulan-bulan negosiasi intensif oleh komunitas internasional. Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, menyatakan bahwa implementasi perjanjian ini harus dilakukan dengan hati-hati agar bisa memberikan dampak nyata.
Dengan dimulainya gencatan senjata pada Minggu, 19 Januari, harapan akan perdamaian dan stabilitas baru kini kembali menyala di Gaza dan wilayah sekitarnya. Langkah ini menjadi titik awal untuk membangun kembali kepercayaan antara kedua pihak yang telah lama berseteru.